Wahai Kekasih, Dekap Aku Dalam Cintamu

Asap yang menari bersama cinta
Wahai Kekasih, dekap aku seperti asap yang menari itu
Panas yang membakar dalam api
Wahai kekasih, dekap aku seperti panas membakar api

Lilin cintaku terbakar oleh rasa kangen
Seperti lelehan lilin ia menangis
Seperti sumbu lilin yang terbakar habis
Wahai kekasih, dekap aku seperti lilin yang
meleleh karena sumbunya terbakar api

Saat sekarang kita berjalan bersama menyusuri jalan cinta
Tak dapat kita tidur lagi malam-malam
Di rumah penginapan pemusik menabuh genderang dan drum –
Wahai Kekasih, dekap aku seperti pejalan dan pemusik itu

Malam gelap, para pecinta tak terlelap
Jangan ganggu mereka dengan keinginan untuk tidur sejenak
Satu yang mereka inginkan, di sini bersama kita
Wahai Kekasih, dekap aku seperti para pencinta luapkan cinta

Penyatuan diri bagaikan sungai yang mengalir dengan
sepenuh godaan menuju laut
Malam nanti bulan akan mencium bintang-bintang
Majnun menjelma Laila –
Wahai Kekasih, dekap aku seperti mereka

Tuhan adalah segalanya
Ia menganugerahi kebaikan bagi penyair itu
Segala yang kusentuh dan kulihat berubah menjadi nyala cinta
Wahai Kekasih, dekap aku dalam pernyataan cinta yang serupa

Pada hari cintamu menyentuhku
Aku menjadi gila hingga kawanan orang gila
menjauhiku dan lari dariku

Kata-kata dari sang pujangga tak kan pernah menawan
mantra yang kau sorotkan ke jiwaku lewat gerak alis mata


Syair Cinta Jalaludin Rumi

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Labels

air (4) airmata (3) aku (2) allah (12) anak (5) angin (2) api (1) arti (22) arti bahasa jawa (27) artis (4) asa (9) asmara (22) ayah (3) bahagia (3) bahasa (22) bahasa jawa (24) bangkit (3) batu (3) berjuang (3) binatang (1) budaya (15) budaya jawa (14) bulan (1) bunga (2) canda (4) cerita (7) Chairil Anwar (5) cinta (66) damai (1) derita (1) doa (10) duka (9) dunia (9) elang (1) film (1) gadis (1) galau (22) gila (1) hakiki (3) harapan (5) hari (4) hati (59) hatiku (3) hidup (12) hidup. puisi hati (6) hujan (7) ibu (6) ikhlas (4) ilalang (1) indah (2) indonesia (27) istri (2) jakarta (1) jalaludin rumi (15) jalan (2) jalang (1) janji (5) jawa (28) jiwa (25) kangen (1) kasih (2) kata (44) kata bijak (25) kawin (1) kekasih (4) kenyataan (4) kisah (8) kopi (1) kota (1) kumpulan bahasa (22) langit (1) lara (1) laut (5) lelaki (16) luka (6) maaf (1) madura (1) malam (4) manusia (29) masjid (3) matahari (2) mati (5) melukis (1) mimpi (3) mutiara (6) nafas (1) nama (6) narasi (1) nasehat (10) nasib (1) nasihat (10) neraka (2) orang (5) orang miskin (1) pagi (6) pantai (2) pasir (2) penjara (3) peribahasa (20) peribahasa sunda (13) puisi (47) puisi hati (69) pulang (1) rabiah al adawiyah (15) rahasia (1) rasa (16) rembulan (2) rindu (19) rokok (2) rupiah (1) sahabat (17) sajak (21) sang pencipta (11) sedih (1) sejak (2) sejati (2) sempurna (1) senja (2) senyum (8) seorang (2) sepi (1) siang (1) sketsa (1) suci (1) suka (5) sunda (6) sunyi (1) sunyi. cinta (1) surat (2) surga (3) syair cinta (14) syariful alim (45) tanah (1) tangis (11) tawa (8) terbang (2) tuhan (38) tujuan (1) usaha (7) W.S Rendra (3) wajah (1) waktu (2) wanita (23)