Jangan berputus asa jika Kekasih mengusirmu
sebab bila Ia mengusirmu hari ini
berarti Ia akan menghampiri dan
merangkulmu lagi esok hari
Jika Ia membanting pintu saat kau permisi di ambangnya
Jangan pergi dulu, tunggulah sebentar –
engkau akan segara dapat berdiri menyisi-Nya
Jika Ia memasang sekat pada lorong-lorong rumah
Jangan kehilangan harapan –
Sebab Ia ingin menunjukkan padamu sebuah
jalan rahasia yang tak seorang pun tahu
Tukang jagal memotong kepala seekor domba
untuk disembelih dan disantap dagingnya
Bukan untuk dibuang!
Ketika domba itu telah kehilangan semua nafas hidupnya
Si tukang jagal meniupkan nafas hidupnya untuk si domba
Wahai, Hidup sebagai apakah yang dibawa
oleh nafas Tuhan kepada-mu!
Namun keserupaan harus berhenti di sini –
Sebab kedermawanan Tuhan jauh lebih dari
kedermawanan tukang jagal itu
Tiupan nafas Tuhan tidak pernah
membawa pada kematian
Ia anugerahkan kekayaannya kepada Sulaiman
untuk disampaikan kepada seekor semut kecil
Ia berikan semua harta yang tersimpan di dua dunia
kepada siapa pun yang meminta dari-Nya
Ia memberi dan akan selalu memberi
Namun kemurahannya tak menyentuh sebuah hati
Aku telah memperjalankan langkah ke semua tepian bumi
namun tak kutemukan seorang pun yang serupa dengannya
Siapa yang akan sesuai menjadi pasangan-Nya?
Siapa yang akan mampu memegangi lilin kemulian-Nya?
Kesunyian!
Ia telah memberi kita anggur untuk kita cicipi
tidak untuk kita perbincangkan bagaimana rasanya …
Ia memberi untuk kita hirup
Ia memberi untuk kita cicipi
Ia memberi untuk kita nikmati
Saat kita terikat begini. Ia tambahkan belenggu lagi.
Saat kita menderita, Ia tambahkan keluhan
Saat kita tersesat di dalam rumah kaca
Ia putarkan kita melingkar dan melingkar
tak putus-putus
Lalu ditambahkannya sebuah cermin lagi
Wajahku memucat karena marah – jangan tanya mengapa!
Airmataku mengalir seperti biji delima – jangan kau tanya mengapa!
Siapa yang mempedulikan apa yang terjadi dalam rumahku?
Ada tetesan darah di ambang pintunya – jangan tanya kenapa!
Syair Cinta Jalaludin Rumi