Setangkai bungamu bukan setangkai asa padaku
Setangkai bungamu bukan setangkup rindu buatku
Setangkai bungamu bukan sejuta rasa bagiku
Setangkai bungamu abadi di jiwaku
(kau mensketsa bunga tanpa tangkai sementara hatiku berbunga-bunga)
Dulu pertemuan diawali setangkai bunga
Dulu tatap tajammu diawali setangkai bunga
Dulu pergimu diawali setangkai bunga
Dulu bermula-bermuara dari setangkai bunga
(bila diawali dari setangkai bunga maka mesti diakhiri juga dengannya, katamu)
Pabila setangkai bungamu telah luruh bertahun-tahun dulu
Maka setangkai bungamu terus mekar abadi di hatiku
(tergila-gila padamu, begitu kata batinku)
Pabila setangkai bungamu sudah tak berarti sejak dulu
Maka bertahun lamanya kucari setangkai bunga baru
(karena tergila-gila padamu, begitu bisik hatiku)
Tuhan, mengapa semua pertemuan pastii dipisahkan atau terpisahkan?
mengapa semua yang datang pasti pergi atau dipergikan?
mengapa semua yang hidup pasti mati atau dimatikan?
(padahal tanpa itu semua Kau tetap sumber cinta para hambaMu)
Tuhan,
kutitipkan setangkai bunganya padaMu
dan ijinkan aku menyirami setangkai bunga yang lainnya dariMu
(karena semua kisah setangkai bunga hanya dariMu, denganMu dan untukMu)
BY : Syariful Alim