Sunda atau yang lebih dikenal dengan nama kota bandung, kota mode penuh dengan muda mudi energik. ya salah satu budaya yang dimiliki oleh bandung adalah berbahasa. seperti peribahasa contohnya logat orang sunda yang kental dan mempunyai nada tertentu membuat pengucapan peribahasa serasa semakin bermakna. Daripada berlama lama mari deh kita lansung aja
1.
Elmu
tumbila
Yang punya rumah malah merugikan tamunya. |
2.
Elmu
tungtut dunya siar, sukan-sukan sakadarna
Hidup harus menuntut ilmu untuk keselamatan dunia dan akhirat serta harus hidup sederhana. |
3.
Elok
bangkong
Sedang sekarat, hanya tinggal menunggu takdir saja untuk melepaskan nyawa. |
4.
Embung
kakalangkungan
Tidak mau kalah. |
5.
Endog
mapatahan hayam
Yang lebih bawah menasehati yang lebih atas; yang muda menasehati yang tua. |
6.
Endog
sapatalangan, peupeus hiji peupeus kabeh
Kesusahan atau masalah yang menimpa ke saudara atau sahabat kita, menyebabkan kita ikut bingung atau menyusahkan kita. |
7.
Endog
sasayang, remek hiji remek kabeh
Jika diantara saudara ada seorang saja yang melakukan perbuatan tidak baik, suka membawa-bawa pada yang lainnya. |
8.
Endog
tara megar kabeh
Diantara saudara sekandung, selalu saja ada yang kurang beruntung nasibnya. |
9.
Era
parada
Merasa malu karena melihat perilaku orang lain atau perkataannya yang memalukan. |
10. Euweuh elmu panungtungan
Ilmu itu tidak akan ada habis-habisnya walaupun sampai ajal tiba atau pasti ada orang yang ilmunya lebih tinggi. |
11. Euweuh nu ngaharu biru
Tidak ada yang mengganggu. |
12. Ewe randa dihiasan
Membuat barang yang sudah rusak menjadi mahal harganya, apa pun itu barangnya. |
13. Gagalana
Jagoannya; andalannya. |
14. Galagah kacaahan
Melampiaskan hawa nafsu karena ikut-ikutan saja. |
15. Galak sinongnong
Mulai timbul rasa berahi pada wanita, namun masih belum berani berhadap-hadapan. |
16. Galak timburu
Mudah cemburu, pencemburu. |
17. Galegeh gado
Ramah, pandai bercakap-cakap sehingga membuat senang lawan bicara. |
18. Gancang pincang
Pekerjaan atau melakukan sesuatu yang selesai dengan cepat namun hasilnya kurang baik. |
19. Ganti pileumpangan
Berubah tabiat, yang tadinya baik menjadi jahat atau yang tadinya jahat menjadi baik. |
20. Gantung denge
Merasa kecewa, sedang asyik-asyiknya mendengarkan atau masih ingin mendengarkan sudah terlanjur selesai. |
21. Gantung teureuyeun
Merasa kecewa, makan sesuatu belum kenyang, terpaksa harus dihentikan karena terlanjur habis. |
22. Garo singsat
Menggaruk-garuk sambil mengangkat ujung kain, rok, dsb. Karena sudah tak sabar. |
23. Garo-garo teu ateul
Menggaruk-garuk bagian belakang telinga, menandakan bingung atau jengkel. |
24. Gede cahak manan cohok
Lebih banyak pengeluaran dari pada pendapatan. |
25. Gede gunung pananggeuhan
Sombong karena mempunyai saudara atau sahabat yang berpangkat tinggi serta kaya raya yang bisa diandalkan atau dijadikan tempat berlindung manakala mendapatkan kesusahan atau apabila perlu. |
26. Gede hulu
Sombong, angkuh. |
27. Gede-gede kayu randu, dipake pamikul bengkung, dipake
lincar sok anggan, dipake pancir ngajedig
Ditunjukkan kepada orang yang tinggi dan sembada, hanya sayang kerjanya dan ketekunannya itu buruk sekali. |
28. Gede-gede ngadage
Badan besar tetapi tidak ada keberanian. |
29. Geledug ces
Hanya ramai awalnya saja; atau hanya giat pada awalnya saja. |
30. Gemah ripah loh jinawi
Daerah yang subur makmur serta ramai. |
31. Gentel keak
Tidak pernah lepas, kalau dilepaskan suka menangis. |
32. Genteng-genteng ulah potong
Walaupun hasilnya tak seberapa, tidak apa-apa daripada luput sama sekali; walaupun sakit parah, semoga saja jangan sampai meninggal dunia, mudah-mudahan bisa sembuh kembali seperti sediakala. |
33. Gereges gedebug
Melakukan sesuatu pekerjaan tanpa dipikir panjang lebih dulu. |
34. Gering nangtung
Tidak sakit parah, namun juga tidak sehat benar. |
35. Getas harupateun =pingges harupateun
Mudah marah, mudah habis-habisan. |
36. Geugeut manjaheun
Sayang sekali kepada anaknya, namun jika marah suka membentak-bentak atau memarahi habis-habisan. |
37. Geulis sisi, laur gunung, sonagar huma
Paras menarik, namun terlihat kampungan. |
38. Geura mageuhan cangcut tali wanda
Segera bersiap-siap untuk berjuang. |
39. Geus apal luar jerona
Sudah tahu perilaku dan wataknya. |
40. Geus aya dina pesak
Sudah ada di tangan, sudah ketahuan rahasianya. |
41. Geus aya kembang-kembangna
Sudah ada pertanda yang menunmbuhkan harapan bahwa maksud akan tercapai. |
42. Geus bijil bulu mayang
Sudah dewasa; sudah mulai kasmaran. |
43. Geus cuet ka hareup
Sudah tua; sudah melewati usia setengah baya. |
44. Geus cumarita
Sudah menikah dan mempunyai rumah sendiri; sudah terpisah dari orang tua. |
45. Geus karasa pait peuheurna
Sudah mengalami banyak hal yang tidak enak atau yang menyusahkan. |
46. Geus labuh bandera
Permasalahan yang sudah diputuskan. |
47. Geus teu asa jeung jiga
Akrab sekali. |
48. Geus turun amis cau
Sudah tampak sifat keperempuannya; sudah beranjak dewasa. |
49. Geusa nyanghulu ngaler
Sudah meninggal dunia, sudah mati. |
50. Gindi pikir belang bayah
Hati yang tidak bersih; buruk hati. |
51. Ginding bangbara
Senang terlihat perlente dan banyak uang oleh orang lain, tetapi jika di rumah sendiri begitu susahnya. |
52. Ginding kakampis
Berpakaian bagus, necis, perlente, tetepi tidak punya uang. |
53. Giri lungsi tanpa hingan
Jangan menyepelekan orang yang tampaknya bodoh atau lemah sebab siapa tahu ia pandai atau kuat. |
54. Goong nabeuh maneh
Memuji-muji atau membangga-banggakan diri sendiri. |
55. Goong saba karia
Datang sendiri ketempat orang yang menyelengarakan pesta tanpa di undang dengan maksud supaya diminta membantu-bantu pekerjaan agar disuruh-suruh supaya bisa makan enak serta perut kenyang. |
56. Goreng peujit
Buruk hati. |
57. Goreng sisit
Bernasib buruk, kurang beruntung. |
58. Gugon tuhon
Teguh, taat, baik kepada atasannya maupun terhadap kebiasaan atau kepercayaannya. |
59. Gulak-giluk kari tuur, herang-herang kari mata,
teuas-teuas kari bincurang
Dari kaya menjadi miskin. |
60. Gunung luhur beunang diukur, laut jero beuang dijugjugan,
tapi hate jelema najan deet moal kakobet
Mengetahui keinginan atau isi hati orang yang dirahasiakan itu amat sukar. |
61. Gunung tanpa tutugan
Tak terbatas, tak ada batasnya, tanpa batas. |
62. Gurat batu
Teuh, biasanya pada pendirian. |
63. Gurat cai
Tidak bisa dipegang janjinya, suka berubah-ubaah pendiriannya. |
64. Guru, ratu, wongatua karo
Guru, pemimpin, dan ayah-ibu wajib dihormati dan dituruti perintahnya. |
65. Gusti Allah tara nanggeuy di bongkokna
Allah tidak akan melindungi kepada mahluknya yang besalah atau mempunyai dosa terhadap sesama. |
66. Hade gogog hade tagog
Baik budi bahasanya, baik sikapnya; tahu adat dan sopan santun. |
67. Hade ku omong, goreng ku omong
Segala sesuatu juga dianggap baik atau buruk oleh orang lain tergantung pada perkataan kita atau bahasa yang kita pergunakan. |
68. Hade lalambe
Baik perkataannya saja, tidak sepenuh hati. |
69. Halodo sataun lantis ku hujan sapoe
Kebaikan yang sudah lama bisa hilang atau terhapus karena keburukan satu kali. |
70. Hambur bacot murah congcot
Mudah marah, tetapi mudah memberi. |
71. Hampang birit
Rajin; giat. |
72. Hampang leungeun
Mudah serta suka memukul orang lain. |
73. Handap asor
Mau mengharagai atau menghormati orang lain. |
74. Handap lanyap
Hormat namun menyinggung perasaan; sikapnya penuh sopan santun serta kata-katanya baik, namun maksudnya untuk menghina atau melecehkan. |
75. Hantang-hantung hantigong hantriweli
Baik rupa dan tongkrongannya, tapi tidak bisa dimanfaatkan sama sekali. |
76. Hapa heman
Tidak tahu berterima kasih, tidak ada balas budinya kepada orang yang telah berbuat kebaikan. |
77. Hapa hui
Celaka, tidak selamat. |
78. Hapa-hapa (o)ge ranggeuyan
Walaupun miskin tapi masih mempunyai suami, jadi masih ada tempat untuk bergantung. |
79. Harelung jangkung
Tinggi sekali. |
80. Harewos bojong
Berbsisik tetapi masih terdengar oleh orang lain. |
81. Harigu manukeun
Dada orang yang menonjol ke depan. |
82. Haripeut ku teuteureuyeun
Mudah tergoda karena diiming-imingi akan mendapatkan keuntungan walaupun dengan cara yang tidak halal atau melanggar hukum. |
83. Harus omong batan goong
Kabar yang berisi fitnah atau kabar sensasional cepat menyebarnya serta suka ditambah-tambahi menjadi berlebihan. |
84. Haseum budi
Lebih banyak cemberut dari pada tersenyum. |
85. Haseum kawas cuka bibit
Cemberut, tidak memperlihatkan roman muka yang menyenangkan, tidak memberi muka. |
86. Hawara biwir
Senang memberitahukan hal yang belum tentu akan terlaksana atau hal yang masih sangat lama akan dilaksanakan. |
87. Hayang leuwih jadi leweh
Ingin untung tapi malah rugi. |
88. Hayang utung jadi buntung = hayang untung kalah buntung
Bukannya meraih untung, malah kerugian yang didapat. |
89. Hejo cokor badag sambel
Kampungan sekali, tidak tahu sopan santun, tidak tahu bahasa; sangat pemalu. |
90. Hejo tihang
Selalu merasa tidak betah, senang berpindah-pindah rumah atau sering berganti-ganti pekerjaan. |
91. Henteu asa jeung jiga
Tidak sungkan lagi kepada orang lain seperti kepada saudara sendiri karena sudah lama hidup bersama. |
92. Henteu cai herang-herang acan
Tidak dijamu apa-apa. |
93. Henteu gedag bulu salambar
Tidak takut atau tidak khawatir sedikit pun. |
94. Henteu jingjing henteu bawa
Tidak membawa oleh-oleh (buah tangan) untuk orang yang akan didatangi. |
95. Henteu unggut kalinduan, henteu gedag kaanginan
Teguh memegang prinsip, tidak goyah oleh keadaan. |
96. Herang caina beunang laukna
Berhasilnya apa yang kita inginkan tidak lantas menimbulkan akibat buruk bagi orang lain atau tidak menimbulkan konflik. |
97. Herang-herang kari mata, teuas-teuas kari bincurang
Dulu kaya sekali, sekarang tinggal miskinnya. |
98. Hese cape teu kapake
Kita merasa sudah bekerja dengan tekun, tetapi ternyata selalu dianggap salah oleh majikan atau hasilnya tidak terpakai. |
99. Heueuh-heueuh bueuk
Berkata ya atau sepakat dengan hati yang tidak tulus. |
100. Heunceut
ucingeun
Mudah mengandung. |
0 Response to "Peribahasa Sunda Part 4"
Post a Comment