Jika seseorang bertanya
"Seperti apakah keindahan yang sempurna itu?"
Tunjukkan wajahmu padanya, lalu ucapkan
Seperti ini
Jika seseorang bertanya
"Seperti apakah bentuk bulan purnama?"
Panjatlah atap tertinggi, lalu berteriaklah lantang
Seperti ini
Jika seseorang bertanya
"Seperti apakah sayap bidadari itu?"
tersenyumlah kepadanya
Jika ia bertanya tentang aroma surga
Peluklah ia rapat-rapat, biarkan wajahnya
membusai rambutmu,
Seperti ini
Jika seseorang bertanya
"Bagaimana Isa menghidupkan orang mati?"
Jangan ucapkan apa-apa kepadanya walau
hanya sepatah kata --
Ciumlah pipinya dengan lembut,
Seperti ini
Jika seseorang bertanya
"Bagaimana rasanya terbunuh cinta?"
Pejamkan matamu, lalu sobeklah bajumu
Katakan padanya,
Seperti ini
Jika seseorang bertanya tentang rupaku
Tengadahkan wajahmu, lalu pandanglah
angkasa dengan matamu lebar terbuka
Seperti ini
Sesungguhnya jiwa memasuki satu jiwa lalu
jiwa lainnya
jika ia masih meragukannya pula
Masuklah dirimu ke rumahku
lalu ucapkan selamat tinggal kepadanya
Seperti ini
Kapan pun seorang pencinta mengisakkan tangisannya
Ia kisahkan kembali cerita kita
Dan Tuhan menekurkan kepala-Nya
mendengarkan
Seperti ini
Aku seperti gudang penyimpan harta berharga
Aku serupa dengan kepedihan pengingkaran pada diri
Agar kau bisa melihatku, arahkan
pandangmu lebih rendah, ke tanah
Lalu pandanglah surga
Seperti ini
Hanya angin sepoi saja yang mengetahui
rahasia penyatuan
Dengarkanlah suara lembutnya
membisikkan satu lagu bagi setiap hati
Seperti ini
Jika seseorang bertanya
"Bagaimana seorang pelayan akan dapat
meraih rahmat Tuhan?
menjadi lilin yang bersinar hingga terlihat setiap orang?"
Seperti ini
Aku juga ditanya tentang aroma tubuh Yusuf
yang memperjalankannya dari satu kota ke kota lainnya
Itulah aroma tubuhmu
yang ditiupkan Tuhan dari dunia-Nya yang sempurna
Seperti ini
Aku ditanya lagi tentang aroma tubuh Yusuf
yang membuka mata dan penglihatan yang buta
Itulah tiupan-mu
yang menyapu kegelapan dan menjernihkan
pandangan mataku
Seperti ini
Mungkin Syams akan lebih dermawan
Mengisi relung-relung hati kita dengan cinta
Mungkin ia akan menaikkan satu lengkung alisnya
dan melempar kita dengan satu lirikannya
Seperti ini
Jangan lagi kita percakapkan malam!
Pada lintasan hari-hari kita malam tak pernah singgah
Pada agama Cinta kita
tak ada agama dan tak ada cinta
Cinta ialah lautan Tuhan yang tak bertepi
Namun, alangkah mengherankan,
Ribuan jiwa tenggelam dalam lautan itu dan
berteriak lantang
"Tuhan tidak ada!"
Wahai mata, gosokkan kemejamu dalam darah
Wahai jiwa, gantungkan baju-bajumu pada
roda kehidupan dan kematian
Wahai lidah, biarkan Pencinta menyanyi
Wahai telinga, mabuklah oleh nyanyian-Nya
Syair Cinta Jalaludin Rumi
Syair Cinta Jalaludin Rumi