Peribahasa Sunda Dan Artinya Part 14

Pada umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Didalam suatu peribahasa terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai, pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Peribahasa atau pepatah adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung aturan dasar dalam berperilaku. Jika peribahasa berupa ungkapan yang sangat baik, maka disebut dengan istilah aforisme.  Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan, ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994)). Maka dari itu langsung saja baca artikel dibawah ini.




Ukur pulang modal
Tidak untung maupun rugi.
Ulah (sok) ngeok memeh dipacok
Jika kita menghadapi pekerjaan berat, kerjakan saja dulu jangan merasa malas.
Ulah beunghar memeh boga
Punya banyak keinginan seperti orang kaya yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya.
Ulah cara ka kembang malati, kudu cara ka picung
Jangan cepat bosan, jangan putus kasih sayang, harus mula-mula cinta semakin lama semakin cinta.
Ulah incah balilihan
Jangan pindah tempat tinggal.
Ulah kabawa ku sakaba-kaba
Jangan terbawa kepada hal-hal yang buruk.
Ulah muragkeun duwegan ti luhur
Harus sayang dengan rezeki yang didapat dengan susah payah dari hasil keringat sendiri, jangan dihambur-hamburkan.
Ulah nyeusngseurikeun upih ragrag
Jangan menertawakan dan mempermainkan orang tua yang suatu saat nanti akan kita alami.
Ulah pangkat memeh jeneng
Jangan sombong ingin menyamai orang yang sudah mapan kalau kita sendiri belum mapan.
Ulah tiis-tiis jahe
Harus waspada.
Ulah unggut kalinduan, ulah gedag kaanginan
Jangan tergoda atau terganggu dengan berbagai hal kalau kita sedang melaksanakan suatu hal yang baik.
Uncal kaauban surak
Baru mendengar kabar dari orang lain sudah dipercaya.
Uncal tara ridu(eun) ku tanduk
Ilmu itu tidak akan berat dibawanya.
Undur katingali punduk, datang katingali tarang
Jika pergi, tidak berlalu begitu saja; pamitan lebih dahulu ketika akan pergi seperti ketika datangnya.
Unggah bale watangan
Terlibat perkara hukum sehingga harus menghadap ke pengadilan.
Urang curug ngebul
Orang kampung yang jauh dari kota.
Urang kampung bau lisung, cacah rucah atah warah
Orang yang tidak tahu sopan santun.
Uteuk encer
Pandai, pintar.
Uteuk tongo dina tarang batur kanyahoan, gajah depa dina punduk teu karasa
Keburukan orang lain sekecil apapun bisa terlihat, sedangkan keburukan sendiri bagaimanapun besarnya tidak terasa.
Uteuk tongo walang taga
Benda-benda atau mahluk hidup palin kecil.
Uyah tara tees ka luhur
Watak anak suka menurun dari kedua orang tuanya.
Waspada permana tingal
Bisa tahu mengenai hal-hal yang belum atau akan terjadi.
Watang sinambungan
Bertengkar atau berpekara dengan orang lain, namun cekcok dengan kita.
Wawuh munding
Kenal selintas karena sering bertemu dijalan atau di pertemuan-pertemuan, namun belum tahu namanya.
Weruh sadurung winarah
Tahu sebelum diberitahu, sudah tahu sebelum sesuatu terjadi.
Wiwirang di kolong catang, nya gede nya panjang
Mengalami sesuatu yang sangat memalukan.
Wong asih ora kurang pangalem, wong sengit ora kurang panyacad
Yang sedang menyayangi tidak akan kurang jalan untuk menunjukkan rasa sayangnya, sebaliknya yang sedang benci tidak akan kurang jalan untuk melampiaskan kebenciannya.
Wong becik ketitik, wong ala ketara
Keburukan itu awal akhir akan terungkap juga.
Yuni kembang
Tingkah laku dan rupa yang baik atau tingkah laku dan rupanya menyenangkan.
Yuni tai
Selalu menyebalkan, tidak menyenangkan.


0 Response to "Peribahasa Sunda Dan Artinya Part 14"

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Labels

air (4) airmata (3) aku (2) allah (12) anak (5) angin (2) api (1) arti (22) arti bahasa jawa (27) artis (4) asa (9) asmara (22) ayah (3) bahagia (3) bahasa (22) bahasa jawa (24) bangkit (3) batu (3) berjuang (3) binatang (1) budaya (15) budaya jawa (14) bulan (1) bunga (2) canda (4) cerita (7) Chairil Anwar (5) cinta (66) damai (1) derita (1) doa (10) duka (9) dunia (9) elang (1) film (1) gadis (1) galau (22) gila (1) hakiki (3) harapan (5) hari (4) hati (59) hatiku (3) hidup (12) hidup. puisi hati (6) hujan (7) ibu (6) ikhlas (4) ilalang (1) indah (2) indonesia (27) istri (2) jakarta (1) jalaludin rumi (15) jalan (2) jalang (1) janji (5) jawa (28) jiwa (25) kangen (1) kasih (2) kata (44) kata bijak (25) kawin (1) kekasih (4) kenyataan (4) kisah (8) kopi (1) kota (1) kumpulan bahasa (22) langit (1) lara (1) laut (5) lelaki (16) luka (6) maaf (1) madura (1) malam (4) manusia (29) masjid (3) matahari (2) mati (5) melukis (1) mimpi (3) mutiara (6) nafas (1) nama (6) narasi (1) nasehat (10) nasib (1) nasihat (10) neraka (2) orang (5) orang miskin (1) pagi (6) pantai (2) pasir (2) penjara (3) peribahasa (20) peribahasa sunda (13) puisi (47) puisi hati (69) pulang (1) rabiah al adawiyah (15) rahasia (1) rasa (16) rembulan (2) rindu (19) rokok (2) rupiah (1) sahabat (17) sajak (21) sang pencipta (11) sedih (1) sejak (2) sejati (2) sempurna (1) senja (2) senyum (8) seorang (2) sepi (1) siang (1) sketsa (1) suci (1) suka (5) sunda (6) sunyi (1) sunyi. cinta (1) surat (2) surga (3) syair cinta (14) syariful alim (45) tanah (1) tangis (11) tawa (8) terbang (2) tuhan (38) tujuan (1) usaha (7) W.S Rendra (3) wajah (1) waktu (2) wanita (23)