Sahabat,
Lekuk jalan desa yang sepi
Bau sawah yang bercampur tanah
Gemulai rumput hijau menari
Bunga teratai berdandan centil
Batu gunung memantulkan sinar
Sungai berkelindan genit
Itulah sajakmu
Sahabat,
Kutemukan di ranting kering
Kubacakan pada angin dingin
Kutafsirkan bersama petir hujan
Kuterjemah dengan pelangi
Berlumur makna
Berkabut misteri
Itulah sajakmu
Sahabat,
Sajak ini sepertinya sajakmu yang dulu
Yang kau tulis sejak alif dibaca terbata
Sebab amarahmu membakar habis cintanya
Dan…
Perginya membumihanguskan sajak-sajakmu
Kaupun tak lagi menuliskan apa-apa
Mengapa?
BY : Syariful Alim