Sahabat,
Masih ingatkah kau dengan tali sepatumu
Saat berpamit pulang kepadanya
Tali sepatu kanan kau ikatkan ke tali sepatu kirimu
Setelahnya hampir saja kau terjatuh di buatnya
Grogi…
Salting…
( hahahahahha )
Sahabat,
Jalan beraspal di Surabaya seperti mencibir ke kita
Sebab sejak keluar meninggalkan rumahnya
Tawa yang tertahan terlepas bebas
Kilometer demi kilometer mentertawakan diri sendiri
Wajah seriusmu merangkum cerita lugu itu
Ngakak…
Terbahak-bahak…
( hahahahha )
Sahabat,
Tali sepatumu telah menantang cintanya
Tali sepatumu telah mengekang cintanya
Meski bisa jadi menjadi hijab…
Dan dilain waktu menjadi ijab…
Melomba kata demi kata
Melepas ekspresi kegilaan dengan nyamannya
Terbirit-birit…
Terpingkal-pingkal…
( hahahahaha )
Sahabat,
Meski jeda di masjid tua, tawapun tetap bergema
Sebab pada surau kecil depan kontrakan di keputih dulu
Saat bedug subuh bertalu…
Tarian telanjang dadamu membangunkan tidur semalam suntukku
Mengundang tawa hingga matahari pagi terbit
( hahahaha )
Sahabat,
Aku rindu berat dengan kegilaanmu
Yang menisbikan semua argumen logis para filosof
Yang menafikan cinta sejati anak manusia
Yang ungkapan puisimu tak tertafsirkan seribu kamus sastra
Yang jika kau bersabda selalu ada tawa mengurai maknanya
( hahahaha )
Sahabat,
Sedang apa kau hari ini?
Aku rindu padamu meski sekedar berputar-putar di surabaya
Sambil tergelak-gelak melepas imaji khayali duniawi
Atau sekedar mencari tali sepatumu yang dulu
( hahahahaha )
BY : Syariful Alim