Emailmu kubaca
Kata demi kata membiruharu
Bisa kurasa,
Tetes demi tetes airmata
Menjeda jemarimu menuliskannya
Meski penuh kata tanpa sela
Geloramu luruh
Pada janjinya yang tak utuh
Pada baris menjelang akhir
Kau menulis tebal-tebal
Bahwa hatimu telah retak bahkan berserak
Bersama ingkar hatinya
Bisa kurasa,
Gemeretak amarahmu meluap
Namun penuh kata bijaksana
Maafmu meluas
Pada perginya yang utuh
Emailmu masih kubaca
Pada baris terakhir
Kau menulis kata berwarna biru
Bahwa engkau harus melupakannya
Meski pada kata berwarna merah
Ada ragu tertera
Pada cinta setelahnya
Emailmu kubaca
Kujadikan puisi
dan hari ini,
Engkau menjelma bidadari syurga
Membuka hati pada sesama
Mengajari jiwa penuh seksama
Hidup untuk kebaikan semua
Sebab hanya dengan itu, katamu
Manusia bisa bermakna